Menyayat Hati, Bocah SD di Pemalang Kerja Banting Tulang Jualan Keliling Desa, Sisa Hasil Ditabung untuk Bertemu Ayahnya

Loading...
Loading...
Tribunjateng.com/Budi Susanto)
Endri Asep Sunoto bocah 9 tahun asal Desa Loning, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, saat menjajakan risol dan kue ke desa-desa di sekitar tempat tinggalnya, Kamis (3/10/2019).
GridPop.ID - Banyak anak lahir ke dunia dalam kondisi yang beruntung, termasuk memiliki orangtua yang utuh.
Namun berkah tersebut tak dirasakan seorang bocah berusia 9 tahun asal Pemalang ini yang rela mengais rezeki untuk keluarganya.
Di tengah perjuangannya itu, ia memiliki harapan untuk dapat bertemu dengan ayahnya.
Dikutip dari Tribun Jateng, anak tersebut ialah Endriyanto Asep Sunoto, seorang siswa kelas III SDN 02 Loning, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang.
Ia rela kerja banting tulang karena menjadi tulang punggung keluarga besarnya yang tinggal di Desa Linong RT 6 RW 1.
Meskipun dibantu oleh bibinya, namun untuk mencukupi kebutuhan keluarga dirasa kurang.
Dengan pendapatan Rp 30 ribu sampai Rp 50 ribu, bocah 9 tahun itu berkeliling menjajakan risol dan kue usai pulang sekolah.
Setiap hari ia berjalan dari desa ke desa dengan jarak mencapai 12 kilometer untuk mencukupi biaya hidup 7 anggota keluarga.
Hampir satu tahun sudah Hendri berdagang dengan sisa hasil dari berdagang ditabung untuk mewujudkan cita-citanya bertemu sang ayah.
Hal itu dikarenakan kedua orangtuanya bercerai sejak Endri berusia 1 tahun.
Sejak itu, Endri tidak pernah lagi melihat sosok ayahnya kecuali dalam album foto lama untuk mengobati kerinduannya.
Meski hidup serba kekurangan, Endri tidak pernah mengeluh akan keadaannya.
Bahkan Endri memacu dirinya agar lebih giat belajar dan bekerja.
"Saya dagang untuk membantu keluarga. Selain itu sisa uanagnya untuk bertemu ayah suatu saat nanti," ujarnya, Kamis (3/10/2019).
Mimik murung terlihat di wajah bocah itu ketika menceritakan kondisi keluarganya.
"Ibu dan ayah sudah berpisah, kalau ibu pernah bertemu satu kali. Namun saya belum pernah bertemu ayah sejak lahir," ucapnya.
"Saya ingin menemui ayah, maka dari itu saya menabung, kalau sudah terkumpul saya mau mencari ayah," jelasnya.
Endri juga menuturkan ingin menjadi seorang polisi saat besar nanti agar bisa melindungi orang-orang yang ia sayangi.
"Untuk itu saya harus bekerja dan belajar lebih giat. Saya tidak malu harus berkeliling ke desa-desa, justru saya senang bisa bertemu banyak orang," ungkapnya.
Meski baru 9 tahun, di mata keluarga Endri merupakan sosok tegar dan pekerja keras.
Ramblan (67) kakek Endri menerangkan, cucunya tak pernah mengeluh saat berdagang, dan kegiatan itu dilakukan atas inisiatif Endri.
"Awalnya Endri melihat dagangan yang dijual oleh Ida Sunoto bibinya selalu tak pernah habis terjual, melihat hal itu ia mencoba berkeliling untuk menjajakannya. Tak jarang Endri berjalan hingga melewati tiga desa," ucapnya.
Diakui Ramblan, ia bersama istrinya tak tega melihat cucunya menjadi tulang punggung keluarga.
"Pedih rasanya, namun mau bagaimana lagi kami sudah tua dan tidak bisa apa-apa. Sementara bibinya hanya bisa membantu berdagang setiap pagi karena keterbatasan fisik," ujarnya.
Ditambahkannya, ibu Endri merupakan anak pertamanya yang kini tinggal di Jakarta.
"Nama ibu Endri Wiwing Sunoto, sedangkan ayahnya bernama Asep. Mereka bercerai sejak Endri berusia satu tahun, kini mereka sudah memiliki keluarga," jelasnya.
"Endri sempat bertemu ibunya satu kali, namun ia belum pernah bertemu dengan sang ayah sejak lahir," tambahnya. (*)
Loading...

0 Response to "Menyayat Hati, Bocah SD di Pemalang Kerja Banting Tulang Jualan Keliling Desa, Sisa Hasil Ditabung untuk Bertemu Ayahnya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel