Enam Tips Rasulullah Terkait Berhubungan Suami-Istri

Loading...
Loading...
BAGI yang sudah berumah tangga, fitrah dalam kehidupan suami istri adalah memiliki rasa cinta terhadap pasangannya. Tentu cinta ini hadir karena bentuk keimanan kuat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mencintai suami atau istri karena Allah akan lebih bahagia daripada hanya sebatas hawa nafsu. Atas dasar pijakan inilah mengapa seorang Nabi Ibrahim dan Siti Hajar, Nabi Yusuf dengan Zulaikha, Nabi Muhammad dan Khadijah, serta cinta sayyidina Ali dengan Fatimah Az-Zahra tetap akan terus bahagia walau jasad sudah tiada. Dan inilah cinta dan kasih sayang dalam islam.
Membuktikan kecintaan yang setia bukan hanya adil dalam nafkah lahir namun juga dalam nafkah bathin yang cukup. Terkait mengenai nafkah bathin dalam hal ini, Rasulullah memberi petunjuk yang sangat sempurna mengenai nafkah bathin yang sehat dan sesuai dengan ajaran sunnah.
Pertanyaannya adalah bagaimanakah sesungguhnya Nabi memberi contoh kepada kita semua tata cara beriltiqa (bersetubuh) sehat ala Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam?
1. Suasana yang Romantis
Rasulullah bukan hanya dikenal seorang utusan Allah pembawa risalah dan tegas menegakkan agama namun beliau juga seorang yang romantis bagi setiap istrinya. Dalam hal ini dapat kita lihat beberapa contoh bagaimanakah kesaksian para istri baginda sangat menikmati hidup dan kehidupan bersama Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam :
Dari Aisyah ia berkata: “Saya biasa mandi bersama Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam. dari satu bejana dan dengan satu gayung, yang disebut faruq.” (HR: Al-Bukhari).
Dari Anas, dia berkata: “Kemudian kami pergi menuju Madinah (dari Khaibar). Aku lihat Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menyediakan tempat duduk yang empuk dari kain di belakang beliau untuk Shafiyyah. Kemudian beliau duduk di samping untanya sambil menegakkan lutut beliau dan Shafiyyah meletakkan kakinya di atas lutut beliau sehingga dia bisa menaiki unta tersebut.” (HR Bukhari)
Dari Aisyah Ra, ia berkata: “Aku biasa minum dari gelas yang sama ketika haidh, lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam mengambil gelas tersebut dan meletakkan mulutnya di tempat aku meletakkan mulut, lalu beliau minum.” (HR Abdurrozaq dan Said bin Manshur, dan riwayat lain yang senada dari Muslim.)
Dari Ibnu Abbas, “Bahwa Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pernah mandi dari air sisa Maimunah.” (HR Muslim).
Dari ‘Aisyah, ia mengatakan, beliau (Nabi) adalah orang yang paling lembut dan banyak menemani istrinya yang sedang mengadu atau sakit. (HR Bukhari No 4750, HR Muslim No 2770).
Masyaallah, ternyata baginda nabi kita tidak hanya tegas dalam agama namun beliau adalah seseorang pria yang sangat romantis bagi setiap istrinya.
2. Larangan Menolak Ajakan Suami
Istri Rasulullah tidak pernah menolak ajakan Rasulullah untuk bercinta. RasulullahShallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
“Jika suami mengajak tidur istrinya, lalu sang istri menolak, yang menyebabkan sang suami marah kepadanya, maka malaikat akan melaknat istri tersebut sampai pagi tiba.” (HR Bukhari dan Muslim).
Demikianlah istri-istri baginda, mereka tidak akan pernah menolak apa yang diinginkan nabi, bagi mereka mencintai suami adalah perintah Allah yang sangat agung dan tentunya sesuai dan cocok terhadap tuntunan agama.
3. Waktu Tepat Beriltiqa (bersetubuh)
Rasulullah memilih waktu-waktu tertentu untuk ber-iltiqa (bercinta). Secara khusus ada tiga waktu yang diisyaratkan dalam Alquran untuk suami istri ber-iltiqa; yakni sebelum Subuh, tengah hari dan setelah Isya’. Allah berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum baligh di antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum shalat subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari dan sesudah shalat Isya. (Itulah) tiga ’aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebagian kamu (ada keperluan) kepada sebagian (yang lain)…” (Q.S. An-Nur: 58)
4. Memakai Keindahan dan Wewangian
Istri Rasulullah berhias diri seindah/sewangi mungkin sebelum ber-iltiqa. Oleh karena itu, Islam juga mengajarkan agar istri dan juga suami untuk suci, bersih dan berhias diri sebelum ber-iltiqa. Dengan demikian hasrat cinta akan tetap terjaga, sehingga terciptalah keharmonisan rumah tangga yang luar biasa.
5. Cumbu Rayu (Istimta’)
Rasulullah mesra dan memberikan rayuan pada istrinya. Hal ini dapat kita lihat dari beberapa hadist keromantisan baginda pada poin pertama diatas. Jadi, sebelum bercinta baiknya suami atau istri melakukan cumbu rayu. Dari Ibnu Qudamah pernah berkata : ”Dianjurkan (disunahkan) agar seorang suami mencumbu istrinya sebelum melakukan jima’ supaya bangkit syahwat istrinya, dan dia mendapatkan kenikmatan seperti yang dirasakan suaminya.”
6. Berdoa Sebelum Ber-iltiqa
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Abdullah bin Abbas dituturkan, Rasulullah bersabda: “Jika salah seorang di antara kalian hendak mencampuri istrinya, maka hendaknya membaca doa :
Dengan menyebut nama Allah. Ya Allah jauhkanlah kami dari setan. Dan jauhkan setan dari apa-apa yang Engkau karuniakan kepada kami (anak keturunan).”
Demikianlah tips bercinta sehat ala Rasulullah yang diatur oleh syariat Islam. Menariknya, yang disyariatkan ini merupakan suatu aturan yang sesuai dengan nurani manusia sehingga bercinta sesuai syariat Islam menjadikan tubuh sehat, jiwa bahagia, dan tentu mendapat berkah terutama hadirnya generasi yang soleh, insya Allah.
Editor: H. D. Aditya
Loading...

0 Response to "Enam Tips Rasulullah Terkait Berhubungan Suami-Istri"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel