Selingkuh adalah Sebuah Penyakit

Loading...
Loading...
Photo by Risz Amin from Pexels via https://www.pexels.com
Aku pernah merasa menjadi wanita paling bahagia. Aku punya keluarga yang utuh, aku punya banyak teman dan aku punya pasangan yang humoris, pemain marawis. Tetapi, itu semua aku rasakan sebelum pengkhianatan itu terjadi dan karna pengkhianatan hidupku hancur.
Ayahku menikah lagi bertepatan dengan hari pernikahanku dan pasanganku. Hatiku remuk saat mengetahui, aku kehilangan sosok Ayah yang dulu sangat dekat denganku. Dan yang lebih membuat hatiku hancur bahkan sangat hancur, saat mengetahui suamiku selingkuh. Iyaaahhh.. seperti sudah jatuh lalu tertimpa tangga.
Suami yang aku fikir, yang bukan hanya status suami tetapi bisa menjadi Ayah buat aku, yang bisa jaga aku, yang tulus sayang sama aku ternyata dibelakangku dia masih berkhianat dengan wanita yang sama, iyaaa memang .. aku sudah mengetahui dia berselingkuh sebelum pernikahan (pada saat kami masih pacaran) tetapi karna aku sangat mencintainya aku tetap ingin menikah dan aku berfikir dengan menikah dia pasti akan berubah dan akan meninggalkan wanita itu untuk aku. Tetapi, tidak seperti yang aku fikirkan.
1 bulan aku menikah, aku diberikan anak oleh Allah. Pada saat aku hamil, dia jarang sekali ada di rumah lebih mementingkan kepentingannya di luar bahkan pulang kerja bisa sampai larut malam atau tidak pulang dengan alasan lembur di kantor atau ketiduran di kos temannya (entah itu benar atau tidak) dan itu terjadi setiap seminggu 2x.
Setiap malam atau menjelang subuh aku keluar rumah demi mencari "dimana suami ku, aku sedang hamil, kenapa HP nya selalu tidak aktif setiap di atas jam 9 malam" . Hatiku berkata seperti itu sambil menangis berjalan menelusuri jalanan sepi tanpa ada rasa takut dan itu terus aku lakukan setiap malam demi mencari nya untuk pulang.
Sampai suatu ketika dia jatuh sakit di rawat di RS, aku menemani dia sampai aku izin cuti kerja demi dia (suamiku). Aku suapi dia, aku pulang pergi naik angkot dalam keadaan hamil demi menemani dia di RS tetapi beberapa hari kemudian ketika dia sedang tidur, dia lupa mengunci HP nya dan aku buka "Ya Allah, kenapa dia sejahat ini"? Aku membaca chat line dia bersama wanita itu ber AKU KAMU, kangen2an dan saling kirim foto.
Aku marah, aku mau cerai saja fikirku… tetapi aku terus memikirkan anakku demi anakku, aku harus bertahan siapa tahu dia nantinya setelah anak lahir bisa berubah jadi setia. Dia meminta maaf dan meminta diberi kesempatan lagi walaupun hatiku teriris, namun aku mau memberi kesempatan untuknya. Dari kejadian itu, aku menjadi dingin karna rasa tidak percaya ku muncul.
Aku membiarkan mereka berselingkuh fikir ku "sampai mana sih dia terus selingkuh, mungkin suatu saat Allah sadarin dia, aku kasih kesempatan lagi deh"… Iya aku memang bodoh tapi ini semua karna aku juga masih mencintai nya walaupun rumah tangga kita tidak harmonis, sering pertengkaran terjadi.
Dan tiba saatnya aku melahirkan anak laki-lakiku, dia memang menemani ku selama berjalannya operasi sesar tetapi setelah operasi beberapa hari aku sudah ditinggal2 pergi ke luar. Dan pada saat jadwal waktunya aku pulang ke rumah, tanpa sengaja dia tertidur. Aku mendengar HP dia ada panggilan masuk dan ternyata aku angkat suara wanita itu lagi.. aku sakit. Sangat sakit.. bukan hanya jahitan di perutku tetapi hati ku teriris karna masih dalam keadaan terbaring di RS setelah lahiran.
Aku biarkan saja karna aku lagi merasakan jahitan sesar dan rasa pusing lepas dari infusan dan tidak mau ribut, sampai tiba di rumah keesokannya ada panggilan masuk lagi dan aku angkat wanita itu lagi berkata "Hallo assalamu'alaikum sayang, kamu dimana"? Sontak aku maki2 wanita itu "Jangan ganggu rumah tangga gue" lalu wanita itu menutup telfon nya. Aku bertengkar lagi , pertengkaran itu terus terjadi. Suami ku terus menyiksa bathin ku.
Fikirku, "ini rumah tangga sudah tidak sehat lagi. Aku sudah memberi kesempatan berulang kali untuk dia berubah. Namun, dia tidak berubah. Yaa sudah , biar aku saja yang berubah dengan cara yang baik pasti nya".
Aku keluar dari kontrakan itu, aku pulang ke rumah orang tuaku dengan membawa anakku yang masih berusia 3 bulan. Lalu, tiba-tiba orang tuanya (mertuaku) datang ke rumahku meminta aku untuk kembali dengan anaknya karna katanya dia mengamuk dan kesurupan. Lalu, aku mengiya kan saja demi anakku dan lagi lagi karna aku masih mencintai nya.
Aku kembali ke kontrakan itu bersama anakku menemui dia, benar saja dia mengamuk banyak barang-barangyang dihancurkan tetapi anehnya hanya barang dia saja yang tidak hancur (masih rapih). Baju-bajuku, laptop dan barangku semua di buang. Apakah itu yang namanya kesurupan? Memilih barang untuk dihancurkan ?
Keesokannya aku tertipu.. Lagi-lagi aku menemukan chatting dia, foto2 dia, dan video dia dengan wanita itu lagi. "Astaghfirullah.." jantungku berdetak kencang. Aku telah dibodohi. Aku memutuskan untuk benar-benar tekad, buang jauh-jauh perasaan cinta aku ke dia. Iyaaa aku mulai bisa membuang perasaan itu dan entah kenapa rasa itu berubah jadi benci pun jijik melihatnya.
Aku keluar dari kontrakan itu lagi membawa anakku pada usia 5 bulan, aku pisah ranjang selama 2 bulan. aku fikir matang-matang. Oke aku ambil keputusan untuk cerai, aku sudah gugat tetapi aku batalkan gugatan cerai itu karna dia berusaha merayu aku untuk rujuk kembali dengan syarat pakai surat perjanjian dengan membawa orang tuanya sebagai saksi bahwa anaknya tidak akan mengulangi kesalahannya, jika mengulangi nya dia harus siap kehilangan aku dan anakku.
Setelah rujuk, sementara aku dan dia tinggal di rumahku tidak lagi ngontrak. Aku terus minta sama Allah "ya Allah, tunjukkan jalan lurusMU, jauhi wanita itu dari rumah tangga kami dan beri aku petunjuk jika dia belum benar2 tulus" Dan benar saja baru 2 bulan aku rujuk, dia selingkuh lagi dan parahnya wanita itu memukul wajah dia dengan alasan wanita itu tidak tahu kalau aku sudah rujuk kembali.
Wanita itu menghubungi aku dan memberi bukti bahwa suamiku masih menjalin hubungan. Aku mulai murka di sini… dan aku mengusir suamiku untuk pergi dari rumahku. Lalu, dia pergi pulang ke rumah orang tuanya dengan membawa barang-barang dia.
3 bulan lebih aku pisah ranjang lagi setelah rujuk, aku memikirkan matang2 keputusan apa yang harus aku ambil, bertahan atau cerai? Karna orang tuanya membela dia terus, seolah tidak percaya anakknya selingkuh dan menyalahkan aku yang katanya aku cemburuan dan suka cari masalah sama suami. Astaghfirullah .. biar Allah saja yg buka mata hati nya dan kebenaran yg ada.
Anakku usia 12 bulan pada saat itu, aku memutuskan untuk benar2 gugat cerai dia untuk kedua kali nya. Aku meminta dia untuk cerai baik-baik karna aku ingin proses nya cepat dan aku benar-benar ingin lepas darinya. Alhamdulillah, sidang 1 lancar.. sidang ke 2 putusan akhir . Aku sah bercerai dengan membawa anakku. Dan setelah cerai sampai saat ini dia masih berpacaran dengan wanita itu🙂. Aku sudah ikhlas membiarkan mereka bersama, aku percaya Allah itu adil dan ada balasannya kelak.
Alhamdulillah, aku bisa rawat anakku. Saat ini anakku jalan 3 tahun. Anak yg ceria, tampan, dan manis sekali. Masya Allah juga, aku sudah mendapatkan laki-laki yang jauh lebih baik dan sayang sama anak aku.
Hikmah Allah luar biasa INDAH setelah aku jatuh berkali-kali dan aku bahagia sekarang, mudah-mudahan selama nya rumah tangga ku yang kedua ini, terus bahagia bersama anakku. Aamiin💕
Terima kasih, Allah atas pertolonganMU yang sudah mengeluarkan aku dari zona tidak nyaman di masa lalu. Aku akan menjaga dan merawat anakku dengan baik.
Loading...

0 Response to "Selingkuh adalah Sebuah Penyakit"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel